Nabi Sulaiman as merupakan putra
dari nabi Daud as. Salah satu mukjizat nabi Sulaiman adalah mengerti semua
bahasa binatang dan menundukkan para jin menjadi pesuruhnya.
Nama: Sulaiman (Sulaeman, Sulayman)
bin Daud (Dawud)
Garis Keturunan:
Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒
Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒
Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒
Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒
Ishaq as ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒
Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud as ⇒
Sulaiman as
Usia 66 tahun
Periode sejarah 989 - 923 SM
Tempat diutus (lokasi) Palestina
(dan Israil)
Keturunannya (anaknya) Rahab'an
(Ruhba'am/Rehabeam)
Tempat wafat Baitul Maqdis
(Yerusalem)
Sebutan kaumnya Bani Israil
di Al-Quran namanya disebutkan
sebanyak 21 kali
Dalam kisah-kisah para nabi, khususnya nabi sulaeman, seringkali kita mendengarkan beliau adalah nabi yang dapat berinteraksi dengan jin,binatang dan lainnya,seperti kisah nabi sulaiman dengan ratu balqis,
Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan
dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri.
Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan
keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan
menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan
darah, namun Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun,
Nabi Daud
Dalam kisah-kisah para nabi, khususnya nabi sulaeman, seringkali kita mendengarkan beliau adalah nabi yang dapat berinteraksi dengan jin,binatang dan lainnya,seperti kisah nabi sulaiman dengan ratu balqis,
diceritakan bahwa; Setelah
membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya
burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan
tiada ketika dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan
Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata:
“Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk
diketahui oleh tuan…”. Itulah sepenggal kisah sulaeman berinteraksi dengan
hewan (burung hud-hud). Untuk selengkapnya, silakan simak kisah nabi sulaeman
as di bawah ini :
Biografi nabi sulaiman
Sulaiman (sekitar 975-935 SM)
merupakan anak Nabi Daud Sejak kecil lagi baginda telah menunjukkan kecerdasan
dan ketajaman pikirannya. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Namanya
disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia wafat di Rahbaam, Baitul
Maqdis-Palestina.
Nabi Sulaiman raja semua makhluk
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi
dan rasul. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat
menjadi raja di kerajaan Israil. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga
atas binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Baginda dapat
memahami bahasa semua binatang
Istana Nabi Sulaiman sangat indah.
Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat
dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak,
hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi
mutiara, dan sebagainya.
Nabi sulaiman berinteraksi dengan jin dan hewan
Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah
kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki berbagai keistimewaan, termasuk
mampu berbicara, memahami dan bahasa hewan sehingga semua makhluk itu mengikuti
kehendaknya.
Allah berfirman: “Dan sesungguhnya
Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan;
segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman.
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah
diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu.
Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata.”
Ia juga dapat menundukkan jin dan
angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga
cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan, bangunan
istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.
Firman Allah bermaksud: “Dan Kami
(tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama
dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan
sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya)
dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang antara mereka daripada perintah
Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”
Kebiaksanaan Nabi sulaiman
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat
melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, beliau coba
mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menyelesaikan
perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.
Walaupun ketika itu usianya masih
muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik kambing supaya
menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan
ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan
bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu
sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman
diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan
bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada
pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian
masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian
masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian
lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui kedua
pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan
kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.
Nabi sulaiman naik tahta
Bertitik tolak daripada peristiwa
itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit permulaan
kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud
menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan
Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak merelakan beliau melangkah lebih
jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik
sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman.
Absyalum mau mendapatkan tahta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai
menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani
sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.
memohon petunjuk Allah supaya
menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka
itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum.
Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya
supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup.
Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga
kerana dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.
Kemudian, Nabi Daud kembali ke
Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu
sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa
penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan
yang dianugerah Allah.
Nabi sulaiman dan ratu balqis
Setelah membangunkan Baitul
Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya burung
hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada ketika
dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu
burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: “Aku telah terbang
untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh
tuan…”
Firman Allah, bermaksud: “Maka tidak
lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu,
yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu
berita penting yang diyakini.
“Sesungguhnya aku menjumpai seorang
wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah
matahari, selain Allah…”
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman
mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya menyembah Allah kepada Ratu
Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis.
Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah
kepada Sulaiman. Dalam al-Quran diceritakan: “Tatkala utusan itu sampai kepada
Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?
“Sesungguhnya apa yang diberikan
Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu
merasa bangga dengan hadiahmu.
“Kembalilah kepada mereka, sungguh
kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu
melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan
terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga.”
Utusan itu kembali ke negeri Saba
dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga
dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis
untuk datang itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu. Beliau segera
memerintahkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, hewan dan jin untuk
membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman kemudian
menitahkan untuk memindahkan singasana Ratu Balqis ke istana beliau.
Surah An-Naml
38. Berkata Sulaiman: “Hai
pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri.”
39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari
golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu
sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat
untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
40. Berkatalah seorang yang
mempunyai ilmu dari AI Kitab “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
41. Dia berkata: “Robahlah baginya
singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk
orang-orang yang tidak mengenal(nya).”
Manakala Ratu Balqis tiba, ia
ditanya oleh Sulaiman: “Seperti inikah singgahsanamu?” Dengan terperanjat, Ratu
Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” Kemudian Ratu Balqis
dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana
itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, karena menyangka lantai istana Sulaiman
terbuat dari air, sehingga ia menyingkap kainnya.
Firman Allah yang bermaksud:
Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis)
melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua
betisnya.
Berkatalah Sulaiman; “sesungguhnya
ia istana licin yang diperbuat daripada kaca”. Berkatalah Balqis; “Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri
bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
Peristiwa itu menyebabkan Ratu
Balqis berasa sangat aib dan menyadari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun
atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi
Sulaiman.
Nabai sulaiman wafat
Kisah Sulaiman dan tentaranya yang
terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap
Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman
wafat dalam keadaan duduk di kerusi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi
dan memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah:
“Tatkala Kami telah menetapkan
kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya
itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur,
nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah
mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan.”
sumber :
kisah dan sejarah para nabi,ALVINAREA
0 komentar:
Posting Komentar