Nabi Yahya as adalah putra dari nabi
Zakaria as. dan kelahirannya dikabarkan oleh Malaikat Jibril. ([Qur'an 19:7],
[Qur'an 3:39]). Nabi Yahya as adalah sepupu dari nabi Isa as. Termasuk nabi
yang dibunuh oleh orang-orang kafir.
Nama: Yahya bin Zakaria
Garis Keturunan
Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒
Lamak ⇒ Nuh as ⇒
Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒
Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒
Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒
Ibrahim as ⇒ Ishaq as ⇒
Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒
Daud as ⇒ Sulaiman as ⇒
Rahab'am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal'athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒
Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakaria as ⇒
Yahya as
Usia 32 tahun
Periode sejarah 1 SM - 31 M
Tempat diutus (lokasi) Palestina
Jumlah keturunannya (anaknya) -
Tempat wafat Damaskus
Sebutan kaumnya Bani Israil
di Al-Quran namanya disebutkan
sebanyak 5 kali
NABI YAHYA (YOHANES) adalah anak Nabi Zakaria. Dalam
Al-Qur'an Nabi Yahya tidak banyak diuraikan, hanya dijelaskan beliau dikaruniai
hikmah dan ilmu semasa kanak-kanak. Beliau hormat pada orang tuanya, dan tidak
sombong ataupun durhaka. Beliau pintar dan tajam pemikirannya, beribadah siang
malam.
Di kalangan bani Israil, beliau
dikenal sebagai ahli agama dan hafal Taurat. Ia berani mengambil keputusan,
tidak takut dihina orang, dan tidak menghiraukan ancaman penguasa dalam
usahanya menegakkan kebenaran. Ia menganjurkan orang bertobat, dan sebagai
tanda, ia memandikan orang yang bertobat di sungai Jordan, yang sebenarnya
adalah mandi besar, dan disebut pembaptisan dalam ajaran Kristen.
Kisah Nabi Yahya tidak terpisahkan dengan kisah ayahnya (Nabi Zakaria). Nabi
Zakaria diutus kepada bani Israil ketika kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman,
dan kerusakan merajalela di kalangan mereka. Selain itu, raja-raja kejam serta
zhalim juga berkuasa di sana dan selalu berbuat kerusakan. Herodes, penguasa
Palestina adalah raja yang paling jahat dan suka melanggar. Dialah yang
memerintahkan membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.
Nabi Zakaria memulai dakwah dengan
mengajak kaumnya menyembah Allah dan memperingatkan mereka tentang akibat
buruknya perbuatan mereka jika tidak segera bertaubat. Meski sudah renta dan
rambutnya memutih, dia terus berdakwah menyeru kaumnya. Selain itu, Nabi
Zakaria juga tak pernah letih berdoa kepada Allah agar dikarunia putra yang
dapat menggantikannya dalam memikul tugas dakwah ini setelah dia wafat nanti.
Hal ini dikisahkan dalam firman Allah, "Dia (Zakaria) berkata "Ya
Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban,
dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan
sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku
adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang
putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS. Maryam [19]: 4-6).
Allah lantas mengabulkan
permohonannya. Sebagaimana firman-Nya, "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami
memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya,
yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan
dia." (QS. Maryam [19]: 7).
Nabi Yahya dilahirkan tiga bulan
lebih awal dari kelahiran Nabi Isa. Dia kemudia dibesarkan dan dididik oleh
orang tuanya dengan kebaikan dan ketakwaan, seperti firman Allah, "Wahai
Yahya, ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan,
Kami berikan kepadanya (Yahya) hikmah selagi ia masih kanak-kanak" (QS.
Maryam [19]: 12).
Sejak kecil, Allah telah memberinya
ilmu dan hikmah dan setelah dewasa dia diangkat menjadi nabi. Nabi Yahya
terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, penuh kasih saying, bersih, apik,
dan zuhud. Selain itu, dia juga banyak menangis karena takut kepada Allah,
senantiasa mengajak kaumnya bertaubat dan meninggalkan kemaksiatan, serta
mengingatkan mereka tentang akibat dari pelanggaran yang mereka lakukan. Nabi
Yahya membaptis umatnya dengan membasuh dosa-dosa dan kesalahan mereka di
sungai Jordan (asy-Syari'ah) dan dia pula yang membaptis Nabi Isa.
Nabi Yahya meninggal karena dibunuh.
Hal ini dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada zaman itu, salah satu raja
yang terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah dengan perempuan yang
tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama Herodia yang tidak lain ialah
keponakannya sendiri, anak perempuan saudara kandungnya.
Wanita itu sangat cantik; memiliki
tubuh dan penampilan yang amat menarik. Ketika mendengar berita tersebut, Nabi
Yahya spontan melarang dan menentang pernikahan itu serta mengumumkan pembatalannya.
Sikap Yahya ini pun tersebar ke seluruh penjuru kota. Merasa tidak senang,
wanita itu berencana membunuh Yahya. Untuk memenuhi keinginannya, Herodia
bersolek menemui pamannya yang tidak lain adalah calon suaminya dengan wajah
berseri-seri dan menggoda. Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu daya hingga
pamannya terlena dengan ucapannya yang lembut. Pamannya kemudian bertanya,
"Apakah yang dapat aku lakukan untukmu?"
Herodia menjawab, "Jika tuanku
berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."
Sang raja pun mengabulkan permintaan
calon istrinya tersebut dengan mengutus seseorang untuk memenggal kepala Nabi
Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada
ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh
orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa
mereka akan menerima siksa yang pedih." (QS. Ali-'Imran [3]: 21).
Di dalam Al-Quran, nama Yahya as,
disebutkan sebanyak 5 kali, seperti berikut ini.
Pada Surat Maryam [19]:ayat 7-15,
Firman Allah SWT :
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami
memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya,
yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal
isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah
mencapai umur yang sangat tua". Tuhan berfirman: "Demikianlah".
Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku
ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali".
Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan
berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap
dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". Maka ia keluar dari
mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu
bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu
dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian
(dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti
kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal
dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran)
[3] : ayat 39, Firman Allah SWT :
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil
Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):
"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu)
Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan,
menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang
saleh".
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6]
: ayat 85, Firman Allah SWT :
Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas.
Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya')
[21] : ayat 90, Firman Allah SWT :
Maka Kami memperkenankan do'anya,
dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat
mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami
dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.
sumber :
kisah dan sejarah para nabi,ALVINAREA
0 komentar:
Posting Komentar